Sensasi TVS Apache RTR 160
ADA yang menarik dari TVS Apache Racing Throttle Response (RTR) 160. Mendengar nama Apache pasti langsung teringat oleh sejumlah masyarakat budaya di Amerika Utara.
Seperti dilansir id.wikipedia.org, suku Apache pindah ke selatan dari utara Amerika Serikat. Tokoh-tokoh terkenal suku Apache adalah Geronimo, Cochise dan Mangas Coloradas. Kehebatan mereka diakui oleh Angkatan Darat Amerika Serikat (AD AS). Menurut pihak AD AS, mereka adalah suku-suku yang kuat dengan strategi perang yang brilian.
Dahulu, suku Apache tinggal di Arizona tenggara dan Meksiko barat daya. Kelompok-kelompok utama dalam suku Apache adalah Arivaipa, Chiricahua, Coyotero, Faraone Gileno, Llanero, Mescalero, Mimbreno, Mogollon, Naisha, Tchikun dan Tchishi. Mereka adalah suku-suku yang kuat dan selalu memimpin sejumlah pertempuran. Saat ini, suku Apache tinggal sebanyak 11.000 jiwa di Arizona, New Mexico dan Oklahoma.
“Betul, nama Apache diambil dari suku Apache. Mereka adalah suku yang kuat dan selalu memimpin pertempuran,” ujar Corporate Communications PT TVS Motor Company Indonesia, Nurlida Fatmikasari (Mieke) saat dikonfirmasi penulis, Selasa (20/4).
Lantas, bagaimana performa TVS Apache (RTR) 160 cc? Akhir pekan lalu, sejak Jumat (16/4) sampai Minggu (18/4), penulis bersama dua rekan lainnya, pakar Safety Riding, Edo Rusyanto (TVS Apache double disk) dan Stephen Langitan (TVS Apache single disk), independent blogger, mendapat kesempatan untuk menguji coba (test ride) TVS Apache RTR 160 cc. Untuk membuktikan ketangguhannya, saya mengendarai TVS Apache (single disk) berwarna hitam ini ke daerah Bandung dengan rute Jakarta-Pasar Minggu, Depok (Cimanggis), Puncak Bogor- Cianjur-Cimahi-Bandung. Dan, pulang kembali ke Bekasi, melalui rute berbeda, yaitu Bandung, Lembang, Wanayasa, Cikampek, Karawang, dan Bekasi.
Sepanjang perjalanan sekitar 268 km, dengan rute pulang pergi yang berbeda, TVS Apache tidak menemui kendala berarti. Dalam berbagai lintasan, baik medan berat (menanjak, dan berlubang) maupun ringan (biasa), andalan PT TVS Motor Company Indonesia ini sangat lincah. Bahkan, saat digeber menuju Puncak, sepeda motor yang memiliki panjang 2.020 milimeter dan lebar 730 mm ini, tidak menemui hambatan berarti.
Bahkan, saat melintasi jalanan sedikit berlubang, TVS Apache cukup lincah melintasinya. Sebab jarak antara mesin ke tanah hanya mencapai 180 mm.
Di jalanan berlubang, TVS Apache terasa empuk, karena balutan suspensi depan yang menggunakan garpu teleskopik dan suspensi belakang memakai Monotube Inverted Gas dengan spring aid. Ini juga terjadi berkat penggunaan poly shock absorber yang memberikan kesan ekstra keamanan dan kenyamanan saat berkendara di medan yang rusak.
Kelebihan lain yang dimiliki TVS Apache adalah rangka sasis chasis jenis Double Cradle SynchroStiff yang tampak kokoh. Kondisi ini memungkinkan TVS Apache untuk mengangkut pengendara maupun penumpangnya dengan berat 140 kg (berdua). Ini dibuktikan ketika saya mengajak rekan untuk berboncengan bersama mengendarai sepeda motor tersebut.
Kelebihan lain yang dimiliki Apache terletak pada spedometer yang telah menganut sistem digital. Indikator waktu, jarak tempuh, bahan bakar, top speed, tampak jelas. Hal itu memungkinkan pengendara mengetahui batasan waktu atau jarak yang sedang ditempuh. Fitur-fitur tersebut tersebut tak sama dengan kebanyakan sepeda motor sejenis yang masih menggunakan sistem manual.
Tampilan lampu belakang TVS Apache juga sangat mengesankan dengan lampu pernak-pernik yang unik. Dari kejauhan, tampilan lampu ini makin menegaskan TVS Apache mirip kompetitornya sesama pabrikan India.
Kelebihan lainnya adalah sistem pengaman. Kendati hanya rem depan yang dilengkapi dengan cakram petal selebar 270 mm (rem belakang menggunakan tromol 130 mm), rem TVS Apache masih cukup pakem untuk mencengkram pada kecepatan 80 km/jam.
Hal itu terjadi ketika saya melintas di jalur Wanayasa yang banyak tikungan. Selain didukung rem cakram dan tromol, TVS Apache dengan lincah mampu melakukan manuver dengan bantuan engine break.
Meskipun demikian, masih ada sedikit catatan, soal TVS Apache yang memiliki daya akselerasi 0-60 km hanya dalam 4,8 detik tersebut. Contohnya, setelan perseneling TVS Apache susah netral dan masih tetap nyelonong walaupun tuas perseneling sudah ditarik. Hal itu sering terjadi saat menempuh rute lalu lintas yang padat merayap. Semoga kendala tersebut bisa diatasi seperti suku Apache yang dikenal dengan kekuatan dan ketangguhannya. (rio winto)
Foto StephenLangitan.com
Filed under: categories | Leave a comment »